Minggu-minggu ini adalah minggu penuh derita dalam hidupku. mau tahu kenapa? Mungkin ini hanya masalah simple yang terlalu simple untuk dibayangkan. Aku remedi, dan merasa menjadi seseorang yang paling bodoh di kelas. aku sering merasa bahwa kelas yang ku duduki sekarang bukanlah hakku, masih banyak orang yang jauh lebih pintar dariku yang masuk ke kelas lain. entah lah, hanya Allah SWT yang tahu kenapa aku dimasukkan ke kelasku sekarang.
Minggu-minggu ini seperti minggu penuh tangis dalam hidupku. hampir setiap Dhuha atau Tahajjud aku meneteskan air mata, demi menenangkan perasaan, namun belum tuntas juga.
puncaknya adalah tadi pagi saat aku mengetahui hasil UH 1 fisika yang dilaksanakan hari rabu minggu lalu. aku agak2 pede juga mendengar hasilnya karena saat aku mencocokkan jawaban dengan Y, kemungkinan dari 8 soal aku cuma salah satu. alangkah terkejutnya aku saat menyadari bahwa namaku sama sekali tak terpanggil. karena tak yakin ditambah perasaan belakangan ini yang saaangat kacau, saya hanya terdiam lamaaa... sekali. sampai-sampai L yang sebangku denganku mencoba untuk menghilangkan kegalauanku dengan menanyaiku. tapi aku tak bisa. hingga saat aku memastikan ke Y dan Rn bahwa apakah aku remedi atau tidak, aku tidak bisa mengubah ekspresi wajahku yang begitu buruk menandakan suasana hatiku yang saaaangat buruk (inilah sulitnya jadi orang ceria, sekali suram langsung banyak 'wartawan' yang bertanya-tanya). sampai ketika rina merangkul pundakku untuk menenangkan, tapi aku malah mendorongnya halus dan memprotesnya dengan kalimat bernada tinggi. aku tahu F(cowok), sobat karibku, lewat didekat kami tapi wajahku tak bisa kuangkat. terlalu buruk dan ironis untuk dipandang.
ketika shalat Dhuha, saat mulai membaca Al Fatihah, aku tak bisa menahan tangisku. saat sujud aku terisak panjang. sampai akhir shalatpun aku belum bisa menghentikan tangisanku. aku mencoba mengelapnya, namun naas, airmataku terus saja mengalir. lalu aku berdoa dengan menangkupkan wajah di atas tampungan tangan. aku terisak, "Ya Allah... beri aku kekuatan untuk mengendalikan diriku sendiri, untuk menghadapi cobaan dan kegalauan yang kuhadapi. Engkaulah Yang Maha Berkehendak, ampuni kekufuranku ya Alllah... bantu aku menjalani hari-hariku apakah itu hari sulit atau hari yang menyenangkan. jangan biarkan aku menduakanMu dan jangan biarkan aku melupakanMu. beri aku yang terbaik Ya Allah"
Aku tahu, dibelakangku ada LS yang dari tadi menatapku sambil melipat mukenahnya. ia lalu bertanya "Ada apa?" akuhanya tersenyum, menggeleng menahan tangis "Gak ada apa-apa"
Dia mendesakku, "Kenapa? kok hidungmu merah? habis nangis?"
"Kelihatan ya?" tanyaku.
"Iya... ceritalah..." sambungnya dengan wajah cerah.
setelah menyuruh Rn duluan, aku mulai melangkah keluar mesjid bersama LS, "Masalahku sudah begitu berat, aku remedi, dan selalu jadi yang terbelakang di kelas. aku sudah terlalu banyak gagal..."
"Sebenarnya itu biasa saja, "sahutnya dan itulah yang aku suka, bagaimana ia easy-going dalam menganggap segala sesuatunya, "Aku lebih sering gagal dan sudah terlanjur sering menikmati kegagalan itu, apa mungkin karena kamu selalu diatas makanya begitu terpukul saat gagal?" tanyanya tepat ke sasaran.
"Barangkali iya." sahutku pias.
"Nah itu dia. nikmati saja kegagalan itu..." katanya. aku mencoba tersenyum. hatiku menghangat.
beberapa saat kemudian, LS berkata, "Barangkali aku harus belajar Biologi"
aku teringat pada FM yang beberapa hari lalu mengajakku untuk belajar biologi di rumahku. aku menawarkan kepada LS agar dia ikut juga. ia mengiyakan dan kebetulan pada saat yang sama Z dan temannya, lewat. ia juga langsung mengiyakan. tak ayal lagi, aku merasa berguna dan seulas senyum lebar derukir di wajahku...
aku jadi teringat kata-kata Habiburrahman El Shirazy
"Dalam setiap musim, Tuhan Maha Penyayang,
Itulah yang kurasakan"
kuganti sedikit, Dalam setiap perasaan perwaktu, Tuhan Maha Penyayang, Itulah yang kurasakan.
satu hikmah lagi,,
andaikata aku diberi Allah nilai yang tinggi, mungkin sulit bagiku untuk PMDK dan sulit bagiku untuk merubah pola belajar. ditambah lagi Bu S tidak marah padaku saat aku bertanya berapa nilaiku. beliau malah berkata berulang2, seakan menyemangati "Sedikit lagi menuju 80 nak,,," ah aku jadi terharu...
Subhanallah
Maha besar kuasa-Mu Ya Allah.
Belajar untuk menjadi lebih baik, menjadi yang terbaik dibawah keridhaan Allah SWT Apapun yang terjadi, anggap semua ada hikmahnya.
Entri Populer
-
51. Extinction of an organism from the environment is caused by the human activities. Those human activities are as follows, except ......
-
Aku Tidak Pantas Dibenci By: Muti’ah Nurul Jihadah, X2 “Bu, Lita. Ayah pergi dulu ya” kata ayah Lita sambil menyeret gerobak sampah...
-
Minggu-minggu ini adalah minggu penuh derita dalam hidupku. mau tahu kenapa? Mungkin ini hanya masalah simple yang terlalu simple untuk diba...
-
syukur. kata itu begitu simple... namun manusia sering melupakannya.... to be continued
-
Inspirative lyrics for all downed people, who doesn't understand yourself well... Keep spirit. Smile you don't cry... ;) Yui Yoshi...
-
Honesty, atau kejujuran, adalah satu diantyara ribuan macam sifat terpuji di dunia. Rasulullah SAW, juga nabi dan Rasul lainnya memiliki sif...
-
selaiasa sudah 10 tahun rasanya aku sekolah...gak terasa lho! aku aja sampai shock (mungkin ini lebay banget deree...) dan sampai ini aku ma...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar